Buku Internasional-The Qur’an in the Malay-Indonesian World
Sumber Dana Penelitian Hibah Kemenristekdikti-UHAMKA
Kerjasama Fakultas Kedokteran UHAMKA Daring Uhamka, Daring Download Disini!
Strategi pemerintah Korea Selatan yakni departemen kebudayaan Korea Selatan untuk mengupayakan budaya Korea mendunia berhasil dibuktikan dengan fenomena Hallyu. Fenomena ini bukan hanya mengundang decak kagum orang-orang di seluruh dunia namun juga mendatangkan keuntungan yang sangat berlimpah. Kesuksesan Korea Selatan mempromosikan budaya populer sayangnya tidak dibarengi dengan kesuksesan mereka manjaga harmonisasi antara Korea Utara dan Selatan. Melalui drama seri bukan hanya pesan budaya yang dapat disampaikan namun juga pesan politis. Penelitian ini menemukan Korut dibingkai sebagai momok yang menakutkan. Korut juga direpresentasikan buruk sedangkan Korsel direpresentasi dengan baik. Representasi yang dibuat Korsel sebagai pembuat teks justru bukanlah mengada-ada. Hasil dari telaah beberapa media mengemukakan data yang boleh dikatakan hampir sama. Juga dalam penelitian ini ditemukan bahwa Korsel sebagai pihak yang dominan menguasai media dapat dengan leluasa memposisikan pihak lain di media dengan mengendalikan isinya sesuai dengan frame yang diinginkan.
Penelitian ini tentang bagaimana identitas diri dibentuk melalui interaksi dan komunikasi tcpatnya pertukaran simbol-simbol dalam kelompok. Masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini pertama, bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal kelompok pertemanan Alay Ekstras komunitas ST Setia. Kedua bagaimana kelompok pertemanan Alay Ekstras komunitas ST Setia mengomunikasikan identitas diri. Penelitian ini menggunakan teknik etnografi komunikasi dengan teori interaksi simbolik dan konvergensi simbolik sebagai penunjang analisisnya guna melihat bagaimana simbol-simbol diinisiasi, dinegosiasi, diyakini bersama, diingkari juga diimitasi dalam kelompok sebagai identitas khas kelompok. Identitas diri yang terbentuk dalam kelompok pertemanan ini tercipta bukan semata karena adanya kekuatan karakter dan kesadaran diri dari masing-masing anggotanya namun juga merupakan proses imitasi dari idola mereka sebagai role model.
Islamic identity has been a central issue since the emergence of Islam in the seventh century. Muslims have been interacted with many symbols of religious identity since this early time of Islam. Every generation of Muslims has their own way to show their religious identity. Muslims in Britain are also still continuing to search for religious identity. They seek to re-evaluate their identity and construct a sense of what it means to be a Muslim in Britain today. This article would like to elaborate several discussions on Muslims’ identities in Britain. There are two different opinions on this issue. The first opinion comes from Muslims who believe that a Muslim individual should choose to be either a Muslim or a British. They argue that national values differ from religious norms. The second, however, states that one Muslim can be both a Muslim and a British at the same time. For them, there is no contradiction between being a Muslim and being a British citizen. They argue that nationality and faith can be combined in Muslim individuals who live in Britain.