Category: Repository

Posted on

TAPAK PERBEZAAN ASAL USUL GERAKAN MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DI INDONESIA

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah dua organisasi sosial keagamaan yang dikenali
oleh seantero masyarakat. Hal ini menyebabkan ia mendapat perhatian daripada para
pengkaji untuk diselongkar rahsia-rahsia ilmiah, yang melibatkan para ilmuan tempatan
mahupun antarabangsa. Selain itu, ia juga disebabkan oleh struktur kepimpinan yang tersusun
rapi dan kukuh, bermula dari peringkat bawahan sehingga ke peringkat pusat (keseluruhan).
Gerakan Muhammadiyah mula ditubuhkan pada tahun 1912 oleh Kiyai Ahmad Dahlan
kerana keadaan masyarakat Islam Indonesia pada ketika itu yang mengalami kemunduran dan
kebekuan dalam berfikir terutamanya tentang kepercayaan masyarakat yang masih kuat
berpegang kepada perkara-perkara tahayul, bidaah, dan khurafat. Manakala Nahdlatul Ulama
pula ditubuhkan pada tahun 1926 oleh persatuan Kiyai-Kiyai di Jawa Timur, melalui pelbagai
konflik, antaranya berlakunya perbezaan pendapat antara KH. Wahab Chasbullah dengan KH.
Mas Mansyur dalam persatuan Taswir al-Afkar atau Nahdlatul Wathan (1916), serta masalah
Kongres al-Islam Hindia Timur (1926) yang diadakan oleh Raja Ibn Saud di Mekah. Justeru
itu, ia menjadi sangat menarik untuk dikaji terutamanya berkaitan dengan asal usul wujudnya
gerakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Indonesia serta perbezaan sejarah antara
kedua-dua organisasi tersebut. Walaupun organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
hanyalah organisasi bersifat gerakan sosial keagamaan, namun terdapat perbezaan dalam
proses penubuhan gerakannya, yang melibatkan sejarah asal usul gerakan dan penubuhan,
karya penulisan dan pekerjaan para pengasasnya, langkah-langkah monumental, faktor-faktor
yang menyokong serta institusi pendidikannya. Perbezaan-perbezaan tersebut turut
mempengaruhi dinamika gerakan pendidikan masing-masing

Posted on

Asal usul gerakan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia.

Sejarah penubuhan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan daripada gagasan dan pemikiran pengasasnya. Orangorang
yang bergabung menjadi ahli secara sedar telah bersetuju dengan dasar dan matlamat organisasi tersebut
yang pada hakikatnya adalah perwujudan daripada gagasan para pengasasnya. Demikian halnya dengan
Muhammadiyah, di Indonesia tidak mungkin dipisah daripada Ahmad Dahlan sebagai pengasasnya. Lebih asas
lagi, kelahirannya sebagai gerakan Islam melalui sistem organisasi juga memperolehi rujukan teologi, sebagaimana
tercermin dalam pemaknaan atapun tafsiran surah al-Quran Cali Imran ayat 104. Artikel ini menggunakan metodologi
kualitatif bersifat deskriptif analitikal, iaitu tulisan yang berusaha menggambarkan data yang sesuai keadaannya.
Dalam memformat gerakan Muhammadiyah dalam konteks kelahirannya bukan hanya semata-mata teknikal tetapi
juga didasari pada rujukan keagamaan yang selama ini melekat dalam alam fikiran para ulama mengenai Kaedah
“mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, ertinya sekiranya suatu urusan tidak akan sempurna manakala
tanpa alat, maka alat itu menjadi wajib adanya. Hal inilah yang membuat gerakan Muhammadiyah, terutama di
bidang lembaga pendidikan semakin laju sejak didirikannya pada tahun 1912 hingga tahun 2010 telah berjumlah
16,942 buah.

Posted on

Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN)

Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM)
Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada.

Posted on

Tapak Persamaan Asal Usul Gerakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (Nu) di Indonesia

Muhammadiyah was established by Kiyai Ahmad Dahlan 1912 began first founded the institution’s
because the situation and circumstances of Muslims who suffered various setbacks disebab by
ignorance and frozen in thinking in understanding the teachings of the religion. While the
Nahdlatul Ulama (NU) instituted by the Kiyai-Kiyai (1926) in East Java province with commenced
founded the institution Taswirul Afkar in 1914 M. Establishment of schools is either done by
the founder Muhammadiyah and NU is in an effort to meet the needs of society and the context
of the struggle for independence, and also as one of the key strategic intelligence to fight the
invaders. Strategic intelligence is either done by the Kiyai Ahmad Dahlan nor by Kiyai- Kiyai
new young home from Mecca as K.H. Mas Mansyur with K.H. Abdul Wahab Chasbullah and
others. The same feeling, due to the State of the nation is still colonized by Foreign Nations so
as to force those who recently return from Mecca for creative thinking by making a smart idea
according to capacity which has been eaten, in order to deal with circumstances that plagued his
nation. This, it is interesting to review of the origin of the appearance of movement Muhammadiyah
and Nahdlatul Ulama (NU) in Indonesia, which is mainly about the history of the site of the
second equation – both these organizations. Although, the Organization of Muhammadiyah
and NU, is equally religious social movement organizations are sourced from the result of
thoughts and musings by Indonesia students who learn from Mecca at the time. Views can be
seen from: the history of the movement, thought and influence of the marriage, the teacher and
the taught, the granting of a degree as a national hero, the real work of the forum and dialogue
to exchange thoughts, and his education as a charitable effort movement

Posted on

ANALISIS KORELASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 LURANGUNG KUNINGAN JAWA BARAT

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara kemampuan berpikir kreatif matematik dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri Luragung Kuningan Jawa Barat. Peserta didik diberikan tes kemampuan berpikir kreatif matematik dan test hasil belajar matematika. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Luragung, Kuningan, Jawa Barat, sedangkan sampel yang diambil adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Luragung, Kuningan, Jawa Barat yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kreatif matematik dan hasil belajar matematika. Setelah dilakukan analisis Varians didapat regresi linier dan pengujian keberartian regresi yang signifikan. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,559 dilanjutkan dengan uji t-student diperoleh 3,631. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematik dengan hasil belajar matematika siswa dan kemampuan berpikir kreatif matematik memberikan kontribusi sebesar 31,2 % terhadap hasil belajar matematika siswa.

Posted on

ENHANCING OF STUDENTS’ MATHEMATICAL REFLECTIVE THINKING ABILITY THROUGH KNOWLEDGE SHARING LEARNING STRATEGY IN SENIOR HIGH SCHOOL

This study aims to find out enhancement of students’ mathematical reflective thinking ability through
knowledge sharing learning strategy in Senior High School. The method of study used quasi
experiment by non-equivalent control group design. The population of this study are eighth grader
students of Senior High School in Tangerang City, Banten Province. Sampling technique used cluster
random sampling with the numbers of students are 140 students. The instruments used in the form
prior mathematical knowledge test and mathematical reflective thinking ability test. Data analysis are
done by requisite test, namely data normality test (Kolmogorov-Smirnov Z Test) and homogeneity
test (Levene Test). The statistic analysis of the data was conducted with one-way ANOVA, two-way
ANOVA, and Scheffe Test. The results of study are as follows: (1) there is enhancement difference
of mathematical reflective thinking ability of the students learning with knowledge sharing strategy
and conventional learning; (2) there is enhancement difference of mathematical reflective thinking
ability between students learning with knowledge sharing strategy (KSS) and conventional learning
based on school level and prior mathematical knowledge (MPK) of students (higher, middle,
lower); (3) The interaction between learning strategy (KSS) and prior mathematical knowledge
(higher, middle, lower) influenced student’s enhancement of mathematical reflective thinking
ability.

Posted on

TEACHING YOUNG LEARNERS : OPTIMIZING EFL CHILDREN’S LINGUISTICS INTELLIGENCE THROUGH TASK-BASED LANGUAGE TEACHING

The study investigates the use of Task-based Language Teaching in optimizing children’s language acquisition of EFL in speaking skill. The aim of study is to search the TBLT in foreign language learning, and proof that this approach is one of good way in language learning . The study applied descriptive explorative and pre-experimental research which allow the writer to collect the data in three ways: library, observation, and field research. The result of the study shows that TBLT is affective to boost children’s ability in oral communication in simple utterances: instructing, requesting, and warning. Thus they composed simple utterances to express need, it is encouraged the child himself has inner motivation to learn by themselves in the way at their time playing by learning.

Posted on

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN PROGRAM GEOMETER’S SKETCHPAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik siswa SMP yang diterapkan pembelajaran kontekstual berbantuan program Geometer’s Sketchpad dibandingkan dengan siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional, keterkaitan antara kemampuan koneksi dan komunikasi matematis, sikap siswa terhadap pembelajaran kontekstual berbantuan program Geometer’s Sketchpad, dan aktivitas siswa selama pembelajaran kontekstual berbantuan program Geometer’s Sketchpad berlangsung. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual berbantuan program Geometer’s Sketchpad dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan koneksi, komunikasi matematis dan lembar observasi. Subjek penelitian siswa SMP Negeri 3 Tangerang di Propinsi Banten dengan subjek sampel adalah siswa kelas VII sebanyak dua kelas dari sepuluh kelas yang ada dipilih secara acak. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1)Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional; (2) Terdapat korelasi positif yang cukup antara kemampuan koneksi dan komunikasi matematik siswa; (3) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual memperlihatkan motivasi dan keterlibatan siswa yang baik sehingga terbangun suatu masyarakat belajar dengan suasana yang kondusif.

Posted on

TEACHING WRITING : THE EFFECT OF MIND MAPPING TECHNIQUE ON THE STUDENTS’ WRITING SKILL

The stud}’ investigates the use of mind mapping technique in teaching writing. This study was conducted based on the two main problems: 1) is the mind mapping technique applied in the students’ writing skill? 2) Does mind mapping technique affect on the students’ writing skill? The aim of the study was to find out the students’ writing skill after learning using mind mapping. The study applied free experimental designs, using paired simple t-test with the sample of 30 students from the population of 120 students. The result revealed that the mapping technique affected on improving the students’ writing skill.

Posted on

Theatrical Clerics in Religious Ritual

A wise man said that “you will never be a pious when you never feel loneliness”, because loneliness can be used as an indicator of someone’s level of piety. In loneliness, the awareness of God’s existence can be felt, because in loneliness a person will not be affected by motives that come from the encouragement or motivation of the other persons’ prensence. Meanwhile someone’s piety which is shown in the public, according to the author it is very difficult to assess the real of sincerity. There are thousands motives when someone do observance in the middle of the social communities. This research used a qualitative research method with phenomenological research tradition, in the terms of Lindlof (1995:27) it is called as an interpretive paradigm which is refered to the communication research with qualitative methods that perform the tradition of phenomenology, ethnometodology, symbolic interaction, ethnography and cultural studies.